Anda harus menemukan sesuatu yang sangat Anda cintai untuk mampu mengambil resiko, melompati rintangan dan tembok yang akan selalu diletakkan untuk menghalangi jalan Anda. Jika Anda tidak mempunyai perasaan membara seperti itu, maka Anda akan terhenti pada rintangan besar pertama.
- George Lucas, Kreator Star Wars -
Jika suatu hari engkau mendapat kabar baik tentang order milyaran atau prospek yang untungnya besar - apalagi kita sedang butuh - biasanya akan terasa seperti mendapat durian runtuh.
Tapi saran saya, terima saja semua prospek - baik atau buruk - dengan biasa saja. Tak perlu over expected, tapi jangan juga dianggap sekedar angin lalu. Kesempatan kerap kali mendatangi kita dengan samar-samar, seperti kupu-kupu. Terlihat sangat indah tapi kalo dikejar sulit sekali. Tapi saat kita melupakannya, tiba-tiba dia hinggap di pundak. Kesempatan sering datang sebagai sang penggoda.
Biarkan semua pintu terbuka, jendela juga, ventilasi udara juga: undang semua kesempatan untuk datang. Buka lebar-lebar pikiran dan biarkan ide mengalir: seganjil apapun. Joe Vitale di bukunya The Attractor Factor menyebut satu teknik untuk mencari solusi dan ide baru sebagai melakukan tindakan terilhami. Artinya: kita hanya mendengarkan apa kata hati nurani saat melangkah, mengarahkan stir mobil mau kemana, berjalan lewat kanan atau kiri. Hanya mengikuti suara hati dan bukan saran dan bujuk rayu orang lain. Kita ikuti saja kemana ilham membawa kita pergi.
Misalnya arah kaki melangkah menuju ke toko buku dan tiba-tiba kita tertuju pada sebuah buku yang covernya jelek dan berdebu tapi tangan kita – entah kenapa - ingin mengambilnya. Ya, ambil saja. Dan coba dilihat dengan positif, mungkin jawaban atas pertanyaan besar yang mengganggu Anda bisa ditemukan di buku itu. Atau kebiasaan saya saat mengalami mental block: saat ide mampet tak bisa mikir saya sering bepergian naik motor untuk sekedar singgah di masjid-masjid yang terpencil di pelosok desa. Lalu sekedar sholat di sana, sedekah semampunya, berdoa dan merenung. Memasrahkan solusi atas masalah saya kepada-Nya.
Seringkali sekelebat ide penyelesaiannya muncul, atau jikapun tidak: otak lebih tenang dan lebih jernih dalam melihat persoalan yang semula seolah tanpa solusi. Juga lebih rileks.
Saya percaya, di dunia ini semua masalah ada solusinya. Saya ulangi: semua masalah ada solusinya. Semua masalah! Jika masih buntu juga, artinya kita memang belum memahami masalahnya sampai ke substansi. Sampai ke jantung masalah, sampai ke nukleus-nya. Tapi kadang kita merasa tak mampu, merasa masalah lebih besar dari diri kita. Kita merasa menjadi korban atas suatu masalah yang dititipkan Tuhan, padahal Tuhan hanya ingin menguji. Jika tak mampu menyelesaikan satu masalah setelah kita melakukan yang terbaik sesuai kemampuan kita: berpasrahlah. Tuhan selalu ada saat kita membutuhkan-Nya. Bahkan Ia tak pernah tidur.
Dalam perjalanan sayapun, sering saya merasa waktu saya semakin sempit untuk melunasi hutang mimpi itu. Sampai saya kembali meringkuk di sleeping bag menjelang malam setelah seharian membanting tulang dan tempurung kepala saya untuk mencari solusi, keajaiban belum juga mau datang. Oya, sleeping bag adalah kawan karib saya saat lembur di kantor, sampai sekarang. Saya malah sering didatangi mimpi buruk untuk melengkapi penderitaan saya gara-gara berani bermimpi di alam nyata.
Bangun tidurpun, badan saya sering masih terasa penat. Tapi saya harus terus menjalankan rencana yang lain, bikin output creative tim Petakumpet jadi lebih dahsyat, nyiapin proposal kerjasama, bikin presentasi, penawaran, janjian ketemu orang.
Saya sadar di luar sana ada banyak orang yang akan menolak penawaran saya, melihat saya sebelah mata, menutup pintu bahkan sebelum saya mengetuknya untuk berbagi mengenai indahnya mimpi-mimpi saya. Tapi sesuai hukum alam tentang ketertarikan (law of attaraction), saya harus tidak peduli. Saya harus menyembuhkan luka hati saya seperti Wolverine menyembuhkan sendiri luka-luka di tubuhnya.
Orang-orang tak akan melihat perih di dalam dada Anda dan Andapun tak perlu merisaukan itu. Anda hanya akan jadi korban jika Anda menginginkannya begitu. Don't play the victim. Kita tak mungkin gagal jika kita selalu menolak untuk menyerah.
- George Lucas, Kreator Star Wars -
Jika suatu hari engkau mendapat kabar baik tentang order milyaran atau prospek yang untungnya besar - apalagi kita sedang butuh - biasanya akan terasa seperti mendapat durian runtuh.
Tapi saran saya, terima saja semua prospek - baik atau buruk - dengan biasa saja. Tak perlu over expected, tapi jangan juga dianggap sekedar angin lalu. Kesempatan kerap kali mendatangi kita dengan samar-samar, seperti kupu-kupu. Terlihat sangat indah tapi kalo dikejar sulit sekali. Tapi saat kita melupakannya, tiba-tiba dia hinggap di pundak. Kesempatan sering datang sebagai sang penggoda.
Biarkan semua pintu terbuka, jendela juga, ventilasi udara juga: undang semua kesempatan untuk datang. Buka lebar-lebar pikiran dan biarkan ide mengalir: seganjil apapun. Joe Vitale di bukunya The Attractor Factor menyebut satu teknik untuk mencari solusi dan ide baru sebagai melakukan tindakan terilhami. Artinya: kita hanya mendengarkan apa kata hati nurani saat melangkah, mengarahkan stir mobil mau kemana, berjalan lewat kanan atau kiri. Hanya mengikuti suara hati dan bukan saran dan bujuk rayu orang lain. Kita ikuti saja kemana ilham membawa kita pergi.
Misalnya arah kaki melangkah menuju ke toko buku dan tiba-tiba kita tertuju pada sebuah buku yang covernya jelek dan berdebu tapi tangan kita – entah kenapa - ingin mengambilnya. Ya, ambil saja. Dan coba dilihat dengan positif, mungkin jawaban atas pertanyaan besar yang mengganggu Anda bisa ditemukan di buku itu. Atau kebiasaan saya saat mengalami mental block: saat ide mampet tak bisa mikir saya sering bepergian naik motor untuk sekedar singgah di masjid-masjid yang terpencil di pelosok desa. Lalu sekedar sholat di sana, sedekah semampunya, berdoa dan merenung. Memasrahkan solusi atas masalah saya kepada-Nya.
Seringkali sekelebat ide penyelesaiannya muncul, atau jikapun tidak: otak lebih tenang dan lebih jernih dalam melihat persoalan yang semula seolah tanpa solusi. Juga lebih rileks.
Saya percaya, di dunia ini semua masalah ada solusinya. Saya ulangi: semua masalah ada solusinya. Semua masalah! Jika masih buntu juga, artinya kita memang belum memahami masalahnya sampai ke substansi. Sampai ke jantung masalah, sampai ke nukleus-nya. Tapi kadang kita merasa tak mampu, merasa masalah lebih besar dari diri kita. Kita merasa menjadi korban atas suatu masalah yang dititipkan Tuhan, padahal Tuhan hanya ingin menguji. Jika tak mampu menyelesaikan satu masalah setelah kita melakukan yang terbaik sesuai kemampuan kita: berpasrahlah. Tuhan selalu ada saat kita membutuhkan-Nya. Bahkan Ia tak pernah tidur.
Dalam perjalanan sayapun, sering saya merasa waktu saya semakin sempit untuk melunasi hutang mimpi itu. Sampai saya kembali meringkuk di sleeping bag menjelang malam setelah seharian membanting tulang dan tempurung kepala saya untuk mencari solusi, keajaiban belum juga mau datang. Oya, sleeping bag adalah kawan karib saya saat lembur di kantor, sampai sekarang. Saya malah sering didatangi mimpi buruk untuk melengkapi penderitaan saya gara-gara berani bermimpi di alam nyata.
Bangun tidurpun, badan saya sering masih terasa penat. Tapi saya harus terus menjalankan rencana yang lain, bikin output creative tim Petakumpet jadi lebih dahsyat, nyiapin proposal kerjasama, bikin presentasi, penawaran, janjian ketemu orang.
Saya sadar di luar sana ada banyak orang yang akan menolak penawaran saya, melihat saya sebelah mata, menutup pintu bahkan sebelum saya mengetuknya untuk berbagi mengenai indahnya mimpi-mimpi saya. Tapi sesuai hukum alam tentang ketertarikan (law of attaraction), saya harus tidak peduli. Saya harus menyembuhkan luka hati saya seperti Wolverine menyembuhkan sendiri luka-luka di tubuhnya.
Orang-orang tak akan melihat perih di dalam dada Anda dan Andapun tak perlu merisaukan itu. Anda hanya akan jadi korban jika Anda menginginkannya begitu. Don't play the victim. Kita tak mungkin gagal jika kita selalu menolak untuk menyerah.